Tuhan itu dekat tanpa bersentuhan, jauh tanpa ada batasan.
Peribahasa Jawa
Kejawen atau ilmu tentang nilai luhur budaya Jawa memang acapkali menyentil apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Paribasan (Bahasa Jawa: peribahasa) di atas merupakan salah satu contoh paham nilai budaya terhadap keberadaan Tuhan, Sang Pencipta.
Gusti iku cedhak tanpa senggolan. Bagian ini hendak menyoroti tentang betapa dekatnya Sang Mahabesar tersebut pada setiap insan yang ada di dunia. Dekat tanpa bersentuhan bisa diartikan bahwa Dia melihat dan sungguh-sungguh mengetahui setiap gerak-gerik kita tanpa kita sadari. Namun di lain sisi frasa ini dapat diartikan bahwa keberadaan Sang Pencipta ini begitu teramat dekat, bahkan bukan sebagai Pribadi lain di luar diri kita, melainkan hadir dalam setiap diri manusia – yang terepresentasikan sebagai nurani dan akal budi.
Adoh tanpa wangenan. Paruh akhir peribahasa ini merupakan paradoks dari bagian pertama yang menyebutkan bahwa Tuhan itu dekat. Bagian ini justru mengatakan bahwa Tuhan itu teramat jauh, bahkan tidak ada yang dapat membatasi (wangen: batas) bagaimana jauhnya gambaran keberadaan Sang Khalik. Jangan salah, ungkapan ini bukan hendak menyampaikan betapa jauhnya Tuhan itu, melainkan betapa agung dan tak terkiranya Dia. Bahwa tidak ada yang dapat membatasi kuasa Tuhan, baik seluruh alam ciptaan-Nya, apalagi hanya pikiran seorang manusia yang fana. Tuhan bukanlah sosok yang dapat dikotakkan oleh perspektif manusia yang merasa seolah Tuhan dapat berada dalam genggaman tangan dan pemahamannya.
Secara holistik (keseluruhan), ungkapan ini hendak menyampaikan pesan bahwa keberadaan Tuhan seperti sebuah paradoks yang tidak dapat hinggap dengan tenang dalam pikiran manusia. Di satu sisi, Ia begitu dekat meskipun tidak kita sadari; tetapi di saat yang bersamaan dia begitu jauh dari apa yang coba kita mengerti. Gagasan yang mungkin terlihat kuno tetapi masih begitu representatif jika kita berusaha untuk merenungkan dan menyadarinya. Secara kasar mungkin dapat dikatakan bahwa: Tuhan bukanlah teori.
Semoga menguatkan anda dalam melangkah di hari ini. Selamat merasakan dan mengagumi setiap karya agung yang Tuhan telah sediakan, sampai bertemu dalam tulisan saya yang lain.